BTW, sudah pada tahu kan bahwa ada dua jenis RedShield? Yang belum tahu, baca dulu penjelasannya, di link ini.
Kalau sudah tahu, sekarang giliran kita bahas cara aplikasinya.
Kali ini, aplikasi untuk di tanaman padi dulu. Karena yang nanya sudah banyak banget.
Urgent. Mendesak. Sudah gawat. Begitu di antara alasan yang disampaikan oleh para penanya.
Varietas 120 hari.
Jadwal aplikasi yang kita contohkan disini adalah untuk padi varietas 120 hari. Maksudnya, varietas padi yang usia panennya adalah ± 120 hari setelah benih disebar. Dan umumnya pindah tanam dilakukan saat usia bibit 20 HSS (hari setelah sebar).
120 hari tersebut terdiri dari fase vegetatif selama 55 hari dan fase generatif selama 65 hari.
Fase generatifnya, yang 30 hari adalah masa reproduksi dan yang 35 hari adalah masa pematangan.
Adapun fase vegetatifnya, bila pindah tanamnya dilakukan saat usia bibit adalah 20 HSS sebagaimana umumnya, maka sisa masa fase vegetatif yang akan dilalui di lahan adalah tinggal 35 hari saja.
Itu sebabnya, semakin muda usia bibit dipindah tanam, akan cenderung semakin banyak pula anakannya. Karena masa fase vegetatif yang dijalani di lahan juga akan semakin panjang.
Padahal, buah yang dikeluarkan oleh tanaman anakannya itu bakal lebih banyak daripada yang dikeluarkan oleh tanaman indukannya.
Padahal juga, anakan yang produktif adalah yang keluar pada fase vegetatif. Adapun anakan yang masih keluar pada fase generatif, takkan produktif.
Sehingga bila penanaman dilakukan dengan tanpa pindah tanam, alias dengan menggunakan cara Tabela (tanam benih langsung) di lahan, fase vegetatifnya akan full dilakoni selama 55 hari di lahan.
Pada tanaman padi varietas lain, misalnya yang lebih panjang dari 120 hari, atau lebih pendek dari 120 hari, jadwal aplikasinya agar disesuaikan.
( RedShield Hayati ) + ( RedShield Vegetatif / RedShield Generatif )
Untuk lahan yang belum pernah menggunakan RedShield Hayati, atau lahan yang tergolong kritis/bermasalah (penyakitnya banyak banget, biaya tinggi dan hasil rendah) disarankan untuk menggunakan RedShield Hayati 6x per musim tanam.
Yang 2x diaplikasi saat bibit masih di persemaian (belum pindah tanam).
Baik bibitnya yang dipersemaian, maupun lahannya yang masih kosong, keduanya sama-sama disemprot.
Jangan lupa, air di lahan jangan sampai ada yang mengalir keluar. Agar mikrobia yang diaplikasikan jangan sampai tercuci keluar.
Apabila pindah tanamnya direncanakan akan dilakukan pada usia 20 HSS, maka aplikasi yang ke-1 dan yang ke-2 adalah 14 HSS (-6 HST) dan 17 HSS (-3 HST).
Patokannya adalah, aplikasi dini. Baik bibitnya maupun lahannya perlu memperoleh aplikasi RedShield secara dini setidaknya 2x. Aplikasi dini (di usia muda) ini sangat penting, untuk mencegah serangan hama sundep.
Adapun untuk Tabela (tanam benih langsung), jadwal aplikasi yang ke-1 dan yang ke-2 ini agar disesuaikan. Patokannya adalah, aplikasi dini.
Yang 4x diaplikasi saat tanaman sudah pindah tanam.
Yaitu usia 5-10 HST, 19-24 HST, 33-38 HST, dan 54-59 HST.
Agar lebih jelas, bisa sambil memperhatikan tabel yang tercantum di label kemasan.
Aplikasi RedShield Hayati perlu untuk didampingi atau disertai dengan salah satu dari RedShield Vegetatif atau RedShield Generatif.
Untuk aplikasi yang ke-1 s/d ke-4, pendampingnya adalah RedShield Vegetatif.
Untuk aplikasi yang ke-5 dan ke-6, pendampingnya adalah RedShield Generatif.
Dosis per tangki/sprayer 16 liter.
Pencampuran sebaiknya dilakukan di luar tangki/sprayer.
Di ember, misalnya.
Tuangkan air secukupnya ke dalam ember.
Lalu masukkan 100 ml RedShield Hayati dan 12 ml RedShield Vegetatif/Generatif.
Dengan dosis tersebut dan jadwal di atas, diperkirakan kebutuhan RedShield per hektar = 10 botol Hayati + 3 botol Vegetatif + 3 botol Generatif
Aduk hingga larutan menjadi homogen (bercampur sempurna).
Kemudian masukkan larutan ke dalam tangki/sprayer, dan tambahkan air hingga tangki/sprayer penuh 16 liter.
Untuk penyemprotan yang menggunakan mesin, dengan kapasitas tangki hingga 200 liter (atau 100 liter, atau 50 liter, dll), dosisnya agar disesuaikan. Dosis yang sudah dicontohkan atas dapat dijadikan referensi (acuan).
Aplikasi ideal.
Waktu aplikasi yang terbaik adalah sore hari, pukul 16 ke atas (hingga selesai).
Mengapa jam segitu? Kalau cuma sekedar untuk menghindari teriknya sinar matahari, mengapa kok bukan pagi?
- Sore hari, tanaman habis se-siang-an terpapar oleh sinar matahari. Ibarat manusia yang sedang haus-hausnya, lalu diberi minuman, pasti minumnya bakal lebih banyak daripada saat tidak haus. Sementara di RedShield itu ada nutrisi spesial yang juga bakal sangat bermanfaat bagi tanamannya. Maka kita berharap, yang akan diserap oleh tanaman juga bisa banyak.
- Setelah sore, adalah malam. Maksudnya, pasca aplikasi, sinar matahari akan lanjut menghilang untuk seterusnya sepanjang waktu malam. Itu akan memberikan waktu ekstra yang sangat berharga bagi mikrobia untuk semakin mempercepat pemulihan vitalitas dirinya pasca kondisi mati surinya.
Tapi bila tiap sore hampir selalu turun hujan, padahal sudah jadwalnya RedShield perlu segera diaplikasikan, maka waktu ideal alternatifnya adalah pagi hari. Bisa dari setelah shubuh. Usahakan jam 08 kegiatan aplikasi sudah selesai. Untuk memberikan waktu pemulihan diri bagi mikrobia, 1-2 jam sebelum sinar matahari mulai terik.
Cara penyemprotan, bebas. Yang penting, yang disemprot adalah daun, batang dan pangkal batang tanaman padi.
Tapi dari pengalaman kami, cara yang paling efektif dan efisien adalah justru dengan menggunakan spuyer lubang satu yang disetel agak nembak (tidak terlalu ngabut) dan arah semprotannya agak mendatar (horisontal).
Dengan cara demikian, cairan yang menabrak daun otomatis akan ada yang menyebar dan ada yang mengalir turun mengenai batang dan pangkal batang tanaman.
Sekali lagi… Jangan lupa, air di lahan jangan sampai ada yang mengalir keluar. Agar mikrobia yang diaplikasikan jangan sampai tercuci keluar.
Tanpa pupuk kimia.
Dengan menggunakan RedShield, sebenarnya pupuk kimia sudah bisa langsung dilepas (tidak diberikan lagi pupuk kimia). Silakan baca artikel Makanan yang Sebenarnya di link ini.
Hanya saja, bila Anda ragu, atau tak tega dengan penampilan tanamannya (terutama warna daunnya, yang takkan mungkin hijaunya bisa setua bila pakai Urea), bolehlah pupuk kimia Anda pakai sedikit-sedikit. Anggap saja sebagai bumbu, bukan sebagai makanan yang sebenarnya. Makanan yang sebenarnya, dijelaskan di link ini.
Nanti insyaaLLah setelah tanaman panen, rasa percaya diri dan rasa tega itu perlahan akan tumbuh. Musim tanam berikutnya, kurangi penggunaan pupuk kimianya.
Dari musim ke musim, terus makin kurangi pupuk kimianya. Hingga akhirnya nanti sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia lagi.
Bila lahan sudah semakin membaik kondisinya (tanah di lahan mulai makin gembur / empuk / tak lagi keras, warna tanah juga makin gelap, apalagi bila belut pun sudah bisa hidup di lahan tersebut), sejalan dengan pupuk kimia yang sudah tidak lagi digunakan… penggunaan RedShield juga sudah mulai bisa dikurangi.
Yang tadinya 6x, mulai kurangi menjadi 5x, lalu 4x, dst hingga terakhir mungkin tinggal 2x aplikasi saja untuk semusim.
Jadwal aplikasinya silahkan disesuaikan. Tapi yang diharapkan tetap tak bergeser adalah aplikasi usia dininya (yang 2x di awal). Karena itu penting untuk perlindungan dini dari serangan hama sundep.
Oya jangan lupa, perbanyaklah ibadah kepada Allah. Taati perintah dan larangan Allah. Berdoa dan banyak-banyak memintalah kepada Allah. Allah senang bila hambaNya meminta kepadaNya, dan Allah tidak suka kepada orang sombong yang merasa tak butuh kepadaNya. []