Inikah yang pernah Anda alami?

hektaran tanaman padi gagal panen

uang puluhan juta musnah di sawah

Disebabkan apa? Tikus? Sundep – Beluk? Tungro? Wereng? Blast – Potong Leher? Kresek – HDB? Asem-aseman?
Benarkah itu penyebabnya?
Atau diri Anda sendiri itulah yang menjadi penyebabnya?
Bagaimana dengan Pupuk & Pestisida Kimia yang Anda gunakan?

Sudah berapa lama Anda jadi petani?

Sudah berapa lama Anda menanam padi?

Selama itu hingga kini, dari musim ke musim, bagaimana dengan penggunaan pupuk kimia Anda? Semakin banyak (semakin boros) atau semakin sedikit (semakin irit)?

Bagaimana pula dengan pestisida kimia nya? Makin mahal harganya? Makin tinggi dosisnya? Makin banyak jenisnya yang harus dibeli? Atau makin hemat?

Pernahkah Anda merenungkan hal itu?

Lalu bagaimana dengan hama dan penyakit tanamannya? Setelah puluhan musim berlalu mengandalkan pestisida kimia, hamanya makin sedikit atau malah makin banyak? Penyakitnya makin berkurang atau malah makin aneh-aneh?

Juga bagaimana dengan lahan yang ada? Makin gembur dan subur, atau malah makin keras, makin tak subur, dan makin sulit untuk dibajak?

Pernahkah Anda memperhatikan kenyataan itu?

Kemudian bagaimana pula hasil panenannya? Sejak musim pertama (saat pertama kali) Anda menggunakan pupuk kimia, sampai musim terakhir kemarin, apakah cenderung makin berlimpah ruah atau malah makin sulit?

Pernahkah Anda bertanya-tanya seperti itu?

Menurut Anda, apa yang salah?

Siapa yang salah?

Tahukah Anda bahwa yang dibutuhkan oleh tanaman itu bukan hanya satu-dua unsur hara yang tahun ke tahun biasa Anda suplai ke lahan itu?

Tahukah Anda bahwa yang dibutuhkan oleh tanaman itu bukan hanya 16 unsur yang konon kabarnya disebut sebagai unsur hara esensial itu?

Tahukah Anda dari 100 lebih unsur kimia yang sudah manusia ketahui, unsur mana yang jelas-jelas tak kita butuhkan dan tak dibutuhkan tanaman?

Tahukah Anda dari 100 lebih unsur tersebut, unsur apa saja yang terkandung dan tak terkandung dalam pupuk kimia yang sering Anda gunakan itu?

Anda tidak tahu?

Kalau tidak tahu, mengapa Anda gunakan?

Kalau begitu, berarti siapa yang salah?

Itu baru soal unsurnya.

Sementara, 100 lebih unsur tersebut dapat saling berkombinasi untuk lalu membentuk mungkin hingga mencapai jutaan macam senyawa.

Dan padahal yang diserap oleh akar tanaman itu adalah bentuk ion dari senyawa. Bukan dalam bentuk unsur.

Tahukah Anda fakta-fakta yang seperti ini?

Kalau sekedar tahu saja tidak, lalu apa yang sudah Anda lakukan untuk itu?

Kalau begitu, berarti siapa yang salah?

Satu lagi. Bagaimana caranya unsur-unsur tersebut di tanah dapat berubah hingga akhirnya menjadi ion yang dibutuhkan oleh tanaman?

Siapa (atau apa) yang mengubahnya?

Anda tahu apa tidak?

Lalu yang Anda tahu itu sebenarnya apa?

Kalau begitu, berarti siapa yang salah?

Lalu selanjutnya sebaiknya bagaimana?

Sebelum manusia hadir di suatu wilayah, sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan alam (ekosistem) di wilayah tersebut berjalan secara sempurna.

Termasuk tanaman yang ada di dalamnya, bisa memperoleh makanannya meski tanpa bantuan dan campur tangan manusia.

Bukan sekedar untuk bertahan hidup, tanaman bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan, termasuk oleh manusia.

Ya. Alam tak membutuhkan manusia untuk menjalankan siklusnya. Justru manusialah yang membutuhkan alam ini sebagai tempatnya hidup.

Allah SWT lah yang telah menciptakan alam semesta ini sedemikian rupa, dan Dia tundukkan untuk manusia agar manusia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Tidakkah kalian memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan telah menyempurnakan atas kalian nikmatNya lahir dan batin. .” (TQS. Luqman [31] : 20)

 “Dialah Allah yang telah menciptakan apa-apa yang ada di bumi untuk kalian. .” (TQS. al-Baqarah 29)

Silahkan baca juga QS. Ibrahim 32-34 dan an-Nahl 12-18.

Manusia lah justru yang selalu menjadi penyebab dari munculnya berbagai kerusakan.

“Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan, disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. (Yang dengan munculnya kerusakan itu) Allah bermaksud membuat manusia merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. ar-Rüm [30] : 41)

“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu, maka itu adalah akibat perbuatanmu sendiri. .” (TQS. asy-Syürä [42] : 30)

Sebagian manusia ada yang bisa segera sadar setelah diberitahu, tapi tragisnya ada juga yang ngeyel dan keukeuh menganggap bahwa apa yang mereka lakukan itu justru adalah perbuatan baik.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kalian berbuat kerusakan di (muka) bumi ini!’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami justru adalah orang-orang yang melakukan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, akan tetapi mereka tak menyadarinya.” (TQS. al-Baqarah [2] : 11-12)

Keseimbangan alam dan rangkaian siklusnya yang sempurna, mulai terganggu ketika manusia mulai membuat PUPUK KIMIA dan menjadikannya sebagai sumber makanan utama bagi tanaman.

Mengandalkan pupuk kimia sebagai sumber makanan utama bagi tanaman akan menimbulkan setidaknya dua masalah.

Pertama.

Pupuk kimia buatan pabrik, kandungan unsur haranya pasti terbatas dan tertentu. Tak mungkin 100 lebih unsur kimia yang sudah diketahui manusia itu dimasukkan semua ke dalam pupuk kimia itu, karena pertimbangan biaya (ekonomi).

Maka suplai dari musim ke musim yang terbatas hanya unsur itu itu saja, sementara unsur yang secara nyata disedot oleh tanaman dari lahan jauh lebih beragam dari yang disuplai, akan mengakibatkan stok unsur-unsur hara tertentu (yang tak disuplai oleh pupuk kimia) lambat laun stoknya di lahan makin menipis.

Ketika tanaman tak memperoleh unsur-unsur hara yang ia butuhkan, itu mengakibatkan akan ada fungsi-fungsi tertentu pada tanaman yang tak berjalan. Sehingga mulailah muncul penyakit-penyakit “de-generatif” yang sebelumnya nyaris tak dikenal.

Penyakit-penyakit tersebut muncul lebih karena kemampuan bertahan tanaman yang mengalami penurunan. Dengan kata lain, tanaman menjadi ringkih/lemah.

Virus penyebab Tungro yang sebelumnya bukan masalah karena bisa dilawan oleh imunitas tanaman, kini telah berubah menjadi masalah.

Bakteri penyebab HDB yang sebelumnya bukan masalah karena bisa dilawan oleh imunitas tanaman, kini telah berubah menjadi masalah.

Jamur penyebab Blast yang sebelumnya bukan masalah karena bisa dilawan oleh imunitas tanaman, kini telah berubah menjadi masalah.

Kedua.

Pupuk kimia buatan pabrik, takkan bisa 100% diserap seluruhnya oleh tanaman. Akan selalu ada residu kimia yang ditinggalkannya. Dan residu kimia tersebut membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk dapat terdegradasi

Residu-residu kimia yang dari musim ke musim semakin menumpuk, berpotensi untuk berubah menjadi racun. Meracuni dan menghancurkan mikroflora tanah. Mikrobia semakin berkurang, cacing tanah mati, dll.

Ketiadaan mikrobia tertentu yang dibutuhkan di tanah, matinya cacing tanah, dll, tentu akan menimbulkan masalah juga. Problem asem-aseman, adalah salah satunya.

Parahnya lagi, residu kimia yang menumpuk di lahan tersebut ternyata juga berpotensi menjadi pengundang datangnya serangga yang menjadi hama.

Wereng pun datang.

Serangga penyebab Sundep-Beluk pun datang.

Masalah turunannya.

Mikrobia adalah jasad renik di lahan yang bertugas (salah satunya) untuk merubah bahan organik menjadi makanan yang siap disantap oleh tanaman.

Lenyapnya mikrobia tertentu dari lahan, tentu akan menimbulkan masalah baru. Kasus malnutrisi alias gizi buruk yang dialami tanaman bakal makin parah. Dan penyakit yang menyusul muncul pun bakal semakin aneh-aneh.

Apalagi bila masalah-masalah tersebut dicoba diatasi dengan menggunakan pestisida kimia yang cenderung luas spektrumnya.

Ekosistem yang sudah mulai rusak itu akan semakin hancur. Karena dengan pestisida kimia bukan hanya hama sasarannya saja yang mati. Pasti bakal ada yang lainnya yang ikut mati. Dan itu artinya akan ada rantai-rantai siklus lagi yang terputus.

Maka bila kemudian tikus pun akhirnya menjadi hama, yuyu (seperti kepiting tapi kecil-kecil) juga menjadi hama, dll, Anda tak perlu menyalahkan siapa-siapa.

Sekarang bisa jadi Anda sudah mulai punya gambaran, apa/siapa sebenarnya yang salah terkait kasus gagal panen yang menghantui Anda tersebut di atas.

Siapa coba?

Jawabannya adalah…

Anda !!!   Siapa lagi?

Sudah saatnya Anda kembali memperhatikan sunnatuLLah yang berlaku di alam.

Kembalilah dengan setidaknya mulai memperhatikan soal makanan tanaman.

Makanan tanaman yang sebenarnya adalah berasal dari bahan-bahan organik yang dirubah oleh mikrobia menjadi makanan bagi tanaman.

Dalam hal ini mikrobia bertindak bagaikan koki yang menyulap bahan-bahan yang ada di dapur menjadi hidangan makanan yang lezat dan menyehatkan.

Masih mau tetap pakai pupuk kimia, boleh saja. Tapi jadikanlah ia hanya sekedar sebagai suplemen (makanan tambahan) bukan makanan utama.

Atau mau beralih ke full organik, juga bisa.

Suplai kembali lahan Anda dengan bahan-bahan organik. Misalnya pupuk kandang. Makin banyak tentu akan makin baik. Makin sering frekuensi aplikasinya juga makin baik. Bila perlu, dalam satu musim tanam padi, aplikasikan hingga 2-3 kali.

Dan jangan lupa pulihkan juga keberadaan mikrobia yang dibutuhkan di lahan.

Nah, ketika sudah bicara soal pemulihan keberadaan mikrobia di lahan, maka pilihan yang terbaik sudah sepantasnya Anda jatuhkan kepada RedShield Hayati.

Di dalam RedShield Hayati terdapat mikrobia-mikrobia yang akan…

=  bertindak ibarat koki, yang akan menyediakan makanan 24 jam sehari dan 7 hari sepekan (non-stop) bagi tanaman,

=  mengubah racun (residu kimia dari pupuk dan pestisida) menjadi bentuk yang aman atau malah bermanfaat bagi tanaman,

=  meningkatkan KTK (kapasitas tukar kation) tanah,

=  menormalkan kembali pH tanah,

=  melawan bakteri merugikan (mis: bakteri HDB, bakteri tular tanah, dll), sehingga kerusakan akibat bakteri menjadi berhenti (tak berlanjut),

=  mengeluarkan (samar-samar) suara desis seperti ular, sehingga membuat tikus minggat pindah sarang dan tak betah berlama-lama dari lahan,

=  memecah spora beberapa jenis jamur (mis: jamur Blast, Bercak Coklat, dll), yang itu akan melemahkan dan akhirnya mematikan jamur tersebut,

=  menurunkan imunitas virus (mis: virus Tungro), sehingga tanaman menjadi lebih mudah dalam melawan keberadaan virus tersebut,

=  membuat beberapa jenis ulat (mis: ulat penyebab sundep) kehilangan nafsu makan dan berhenti makan,

Dengan menggunakan RedShield Hayati, yang perlu Anda pikirkan adalah tinggal soal suplai bahan organiknya.

Untuk pupuk kimianya, asalkan suplai bahan organiknya sudah berlimpah, langsung ditinggalkan sejak musim pertama pun bisa.

Atau mau tetap Anda pakai sekedar sebagai tambahan (suplemen), juga bisa.

Sehingga dengan menggunakan RedShield Hayati, MANFAAT-MANFAAT yang akan Anda peroleh di antaranya adalah :

  • Bila Anda mau, Anda bisa tak perlu lagi keluar duit untuk beli pupuk kimia. Berapa dana yang biasa Anda keluarkan untuk beli pupuk kimia per hektarnya? Katakanlah yang Anda beli itu hanya Urea dan NPK (saya tak sebut merknya). Yang subsidi itu lho. Berapa? Rp 1.500.000,- cukup? Rp 2.000.000,-? Anggaplah Rp 1.500.000,- saja. Padahal bila pakai yang non-subsidi, malah bisa lebih dari Rp 3.000.000,-.
  • Anda juga tak perlu lagi beli pupuk daun. Berapa anggaran untuk beli pupuk daun? Bisa cuma Rp 50.000,-. Bisa hingga Rp 500.000,- terutama yang mengandung unsur mikro, trace elements, dan hormon. Jadi anggap saja Rp 200.000,-.
  • Anda pun tak perlu khawatir lagi dengan sundep/beluk. Kalaupun ada, paling cuma satu-dua (tak signifikan) bisa diabaikan. Berapa biaya untuk beli obat sundep/beluk? Yang bentuknya pasir (aplikasinya ditebar bersama pupuk) itu lho. Tinggal pilih, dari yang murah Rp 200.000,- hingga yang paten Rp 500.000,- semua ada. Kalau sudah kena sundep parah, anggaran bahkan bisa melonjak hingga Rp 750.000,-. Maka kita anggap aja Rp. 500.000,-.
  • Anda bahkan tak perlu lagi pakai fungisida bila sekedar untuk bikin bulir gabah jadi bersih, geulis, kuning cantik/emas. Blast, Bercak Coklat, dan penyakit lainnya akibat jamur juga sudah bisa diabaikan (tak signifikan). Di internet ada situs yang mbahas penggunaan fungisida lengkap. Usia 14 HST, 20 HST, 30 HST, 42-45 HST, 50 HST, malai keluar 10%, dan malai keluar 70%, tanaman dimandikan berbagai fungisida. Yang total biayanya bisa mencapai Rp 600.000,-.
  • Anda tak lagi perlu khawatir pada ancaman penyakit HDB (Hawar Daun Bakteri) atau Kresek. Padahal bila Kresek terlanjur menyerang, misalnya ingin Anda atasi dengan bakterisida berbahan aktif streptomisin sulfat, Anda butuh aplikasi 2x @ 500 gram. Itu = duit Rp 200.000,-. Atau yang berbahan aktif mengandung tembaga, Anda butuh aplikasi 2x @ 1000 ml. Itu = fulus Rp 300.000,-.
  • Wereng pergi. Mau Anda anggarkan berapa biayanya bila seandainya Anda beli obat wereng?
  • Tungro. Ini bahkan tak ada obatnya. Mau Anda tulis angka berapa disini? Rp 5 juta?
  • Tikus. Ini bahkan bisa bikin Anda gagal panen total. Bisa berapa kerugian Anda bila itu terjadi? Rp 10 juta? Rp 20 juta?

Itu adalah di antara MANFAAT-MANFAAT yang bakal Anda peroleh bila Anda menggunakan RedShield Hayati sejak awal.

Mari kita hitung angka-angka di atas.

Baru angka-angka yang ditebalkan saja, jumlahnya sudah Rp 3.000.000,-.

Padahal potensi gagal panen hingga hilang duit Rp 20 juta bahkan mungkin lebih itu adalah nyata.

Lalu berapa biaya RedShield Hayati untuk 1 hektar tanaman padi dengan seluruh manfaat-manfaat tersebut di atas?

Di bagian kumpulan artikel di website ini ada satu artikel yang menjelaskan tentang kebutuhan RedShield untuk 1 hektar tanaman padi. Dan itu adalah…

  • 10 botol RedShield Hayati Padi @1000 ml
  • 6 botol RedShield Nutrisi @250 ml

Menurut Anda berapa itu harga totalnya?

Rp 20.000.000,- ?     Bukan.

Rp 10.000.000,- ?     Bukan !

Rp 5.000.000,- ?     Bukan !!!

Rp 3.000.000,- ?     Bukan !!!!!

Rp 1.500.000,- ?     Bukan !!!!!

Lalu berapa harganya ?!?!?

Tunggu dulu.

Sebelum Anda menghubungi No. WA kami yang tercantum di bawah nanti untuk menanyakan harganya, masih ada hal penting lain yang ingin kami sampaikan.

Ini adalah dua di antara video testimoni yang bisa Anda saksikan. Untuk testimoni-testimoni lainnya, nanti bisa Anda kunjungi di link yang kami cantumkan di bawah nanti.

Bagaimana?

Apalagi yang masih membuat Anda ragu untuk mencobanya?

Mau sampai kapan Anda terus berkutat dan resah dengan berbagai hama dan penyakit di atas, yang hakikatnya adalah Anda munculkan sendiri?

Mau sampai kapan Anda rela diperbudak dan diperas kantong Anda dengan berbagai pupuk dan pestisida kimia yang makin lama makin besar dosisnya, makin banyak jenisnya yang harus dibeli, dan makin tinggi harganya itu?

Mau sampai kapan?

Ibarat jihad melawan penjajah… Apabila kesadaran jihad itu baru muncul di saat Anda sudah tak lagi sanggup bahkan untuk sekedar berdiri karena saking kelaparannya dan kurang gizi… kira-kira apa yang selanjutnya akan terjadi?

Maka pikirkanlah dan bangkitlah sebelum semuanya menjadi terlalu terlambat.

Terakhir…

Apa yang kami tawarkan ini adalah tawaran yang serius.

Dan kami adalah orang-orang yang sangat menghargai PETANI PELOPOR.

Oleh karena itu kami masih punya satu lagi tawaran terakhir yang hanya kami berikan bagi para petani pelopor, dengan pembelian untuk kebutuhan minimal 1 hektar.

Bagi 1 orang pembeli pertama…

Catat !!!   Hanya berlaku bagi 1 orang pembeli pertama saja.

Khusus bagi 1 orang pembeli pertama di tiap-tiap kabupaten…

Khusus bagi Anda, 6 botol RedShield Nutrisi nya akan kami berikan secara GRATIS.

GRATIS !!!

Yang Anda bayar cukup hanya 10 botol RedShield Hayati nya saja.

Oleh karena itu, segera hubungi No. WA kami yang tercantum di bawah nanti, dan segera cek apakah dari kabupaten tempat Anda tinggal sudah ada yang mendahului Anda atau belum.

Ingat !!!

Bukan 1 orang PENANYA pertama.

Tapi 1 orang PEMBELI pertama.

Dan kami berharap orang itu adalah…

ANDA !!!