Mengatasi Sundep pada Tanaman Padi

tanaman yang terkena sundep

Sudah baca artikel Makanan yang Sebenarnya? Kalau belum, bisa dibaca di link ini. Anda akan tahu betapa dunia pertanian saat ini didominasi oleh orang-orang sombong yang mereka mungkin merasa bisa membalik arah rotasi bumi.

Mereka tidak mencermati sunnatuLLah yang berlaku, malah merasa bisa melawan atau malah merasa bisa membuat sunnatuLLah baru.

Ketika merasa ada muncul enemy (musuh) di hadapan mereka, logika mereka adalah… Gebuk. Hajar. Bunuh. Musuh harus dibasmi. Dst.

Sombong sekali bukan?

Merasa hebat.

Mereka tidak berpikir… Mengapa kok bisa sampai muncul musuh?

Atau… Bagaimanakah caranya agar musuh jangan sampai muncul?

Akibat kelakuannya sendiri.

Manusia seharusnya menyadari. Bahwa sebelum kehadiran dirinya, alam semesta ini sebenarnya adalah seimbang. Harmonis.

Manusia dengan segala tingkah polahnya lah yang telah membuat alam ini jadi tidak lagi seimbang. Dan ketidakseimbangan tersebut lah yang lalu menimbulkan problem yang kemudian balik menimpa manusia itu sendiri.

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia. (Yang dengannya) Allah bermaksud membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka. Agar mereka kembali.” (TQS. ar-Rum 41)

Demikian pula dengan munculnya problem Sundep.

Bila kita mau introspeksi diri, sundep sebenarnya muncul akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang selama ini kita lakukan.

Pupuk dan pestisida kimia tersebut meninggalkan residu kimia, yang ternyata sangat menarik perhatian serangga-serangga yang di antaranya adalah serangga yang dapat mengakibatkan sundep.

Disebut sundep karena hamanya berupa singgat (ulat kecil) yang hidup di dalam batang tanaman padi. Dia memakan jaringan yang ada di dalam batang, sambil terus bergerak maju ke bawah menuju pangkal batang.

Akibat kegiatannya itu, batang dari luar bisa saja tampak utuh, padahal jaringan di dalamnya sudah habis tinggal menyisakan kulit batangnya saja.

Dampaknya, pengiriman nutrisi pun terputus. Sehingga bagian tanaman yang ada di atas titik tersebut pun mati. Daun mengering dan menggulung.

Bila serangan ini terjadi saat tanaman padi sudah memasuki fase generatif, malai yang bakal keluar akan berwarna putih. Malai yang sudah mati. Takkan mungkin bisa terisi bulir-bulirnya. Petani menyebutnya sebagai beluk.

larva/ulat penyebab sundep.

Boleh saja untuk mengatasi sundep itu kita menggunakan pestisida kimia. Tapi itu solusi sesaat saja (manjur hanya untuk beberapa musim tanam saja).

Tetapi bila perilaku kita dengan pupuk dan pestisida kimia tak kita ubah, dari musim ke musim problemnya dijamin malah akan semakin parah.

Serangan akan semakin meningkat, dan pestisida yang dibeli pun akan terus semakin meningkat baik dosisnya maupun biayanya.

Perilaku seperti ini apa namanya kalau bukan bodoh?

Anda tak suka tidur di kasur yang basah. Anda keluarkan banyak biaya untuk membuat kasur itu bisa kering kembali. Tapi di saat yang sama, Anda juga yang memasang pompa air dan secara sengaja mengarahkan pancaran airnya ke kasur itu.

Juga bagaimana dengan sales alat pengering kasur yang tak berusaha membuat Anda sadar, dan diam-diam malah bersyukur karena alat pengering kasurnya jadi laris manis dibeli oleh orang-orang yang bodoh seperti itu?

Layak kita sebut sebagai apa sales yang seperti itu?

Mengambil keuntungan dari kesulitan yang menimpa orang lain.

Hilangkan penyebabnya.

Nah, bila kini sudah tahu penyebabnya, maka tindakan yang paling tepat adalah… hilangkan penyebabnya.

Untuk itulah RedShield Hayati Padi hadir di hadapan Anda.

Di dalam RedShield Hayati Padi, telah disertakan beberapa jenis mikrobia yang dibutuhkan untuk mengubah residu kimia tersebut, ke dalam bentuk yang lebih aman dan/atau malah lebih bermanfaat bagi tanaman.

Timbunan residu kimia yang sudah terakumulasi selama puluhan tahun, tak mungkin bisa langsung habis hanya dengan satu musim tanam menggunakan RedShield. Tapi paling tidak, penggunaan dalam satu musim tanam sudah bisa nyicil mengatasi residu kimia yang berada dekat dengan permukaan tanah.

Sehingga paling tidak kondisi tersebut sudah bisa nyicil membuat serangga penyebab sundep jadi berpaling dari lahan kita, karena tidak mendeteksi keberadaan residu kimia yang sangat disukainya dan dicarinya itu.

Itu sebabnya dalam artikel RedShield untuk Tanaman Padi, kami sangat menekankan tentang pentingnya aplikasi RedShield di usia dini (yang 2x di awal). Karena bisa turut membantu menghabiskan residu kimia yang ada di dekat permukaan.

Sehingga bisa semaksimal mungkin mengamankan tanaman kita sejak dini, dari potensi serangan hama penyebab sundep. Selain (tentu saja) kita juga berharap mikrobia lainnya sudah bekerja untuk menyediakan makanan bagi tanaman kita sejak awal.

Musim tanam berikutnya, lahan yang dibajak akan mengalami pembalikan tanah. Residu yang tadinya terbenam dalam jadi terangkat naik. Dengan aplikasi RedShield, residu tersebut akan teratasi.

Musim berikutnya lagi, lahan yang dibajak akan kembali mengalami pembalikan lagi. Dst, dst. Sehingga seiring waktu dengan terus digunakannya RedShield, residu-residu kimia yang bersarang puluhan tahun di lahan akan teratasi dengan sendirinya. [YWA]

Info Produk

RedShield Hayati Padi