Dibohongi.
Bagaimana rasanya?
Marah?
Merasa bodoh?
Lalu bagaimana pula bila Anda ternyata sudah dibodoh-bodohi selama puluhan tahun dan Anda tak menyadarinya?
Manusia sombong.
Pada awalnya, alam berjalan secara harmonis dan seimbang. Tanaman tumbuh subur meski tanpa campur tangan manusia. Alam bahkan sebenarnya tak butuh manusia untuk menjalani siklusnya.
Itu karena Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta ini sedemikian rupa, dan Dia tundukkan untuk manusia agar manusia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tak percaya?
Silahkan baca QS. Luqman 20, QS. Ibrahim 32-34, QS. al-Baqarah 29, an-Nahl 12-18, dll.
Lalu entah sejak kapan dan entah bagaimana awal ceritanya… muncullah orang-orang sombong yang merasa diri sanggup memberi makan tanaman.
Orang-orang sombong itu kemudian membuat pupuk kimia.
Awalnya itu berupa pupuk tunggal N (utamanya unsur N). Contohnya Urea & ZA.
Dan awalnya pula tanamannya memang josss banget. Hasil panen pun berlimpah.
Tapi setelah berlalu beberapa musim, dari musim ke musim hasil panen pun mulai cenderung makin menurun dan makin menurun, sementara kebutuhan Urea malah makin meningkat.
Sadarlah mereka bahwa yang dibutuhkan tanaman ternyata bukan hanya unsur N saja. Tapi juga unsur P dan unsur K. Mereka menyebut ketiga unsur tersebut sebagai unsur hara makro.
Tapi lalu (karena tetap sombong dan merasa sanggup memberi makan tanaman) mereka pun mulai membuat pupuk tunggal P dan pupuk tunggal K.
Perkembangannya, agar lebih efisien lalu pupuk-pupuk tunggal tersebut disatukan ke dalam satu pupuk majemuk NPK (unsur N, P, dan K).
Awalnya juga, tanaman memang memberikan hasil panen yang lebih banyak dibanding bila hanya diberi Urea/ZA.
Tapi itu tak bertahan lama. Karena hanya beberapa musim kemudian penurunan hasil panen kembali mulai terlihat.
Oh, tenyata tanaman juga membutuhkan unsur Ca, unsur S, dan unsur Mg. Mereka menyebut ketiganya sebagai unsur hara makro sekunder. Atau disingkat menjadi unsur hara sekunder.
Lagi-lagi, peningkatan panen yang dihasilkan tanaman pasca diberikan pupuk lengkap (bila dibandingkan hanya NPK saja)… tak bertahan lama. Yang mereka sebut pupuk lengkap itu ternyata belum lengkap.
Mereka mencermati, ternyata setidaknya ada 23 unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena yang 6 unsur di atas sudah mereka sebut sebagai unsur hara makro, maka yang 17 sisanya mereka sebut sebagai unsur hara mikro dan trace elements.
Takkan pernah sempurna.
Entah mau sampai kapan lingkaran setan itu mereka ikuti. Pupuk kimia yang mereka beri, dijamin hanya akan memunculkan ketidakseimbangan baru. Kelak mereka akan sadari bahwa 23 unsur hara itu pun ternyata masih belum sempurna. Lalu kelak yang selain 23 unsur itu mau mereka sebut sebagai apa? Unsur hara nano?
Lalu setelah nano apa? Piko? Femto? Atto? Lalu ujungnya apa?
Itu pun… pembahasannya baru sebatas unsur hara. Bagimana dengan hormon yang juga dibutuhkan oleh tanaman?
Belum lagi bila bicara sampai ke biaya produksi. Seberapa besarnya kah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk membuat pupuk yang mengandung sekian banyaknya unsur hara dan hormon tersebut?
Lalu mau seberapa banyak pula varian pupuk yang harus disiapkan, mengingat masing-masing tanaman mempunyai kebutuhannya yang berbeda-beda.
Dan yang paling kasihan adalah petani. Mau sampai sedalam apa petani diperas isi kantongnya untuk membeli pupuk-pupuk kimia itu?
Makanan yang sebenarnya.
Sumber makanan tanaman yang sesungguhnya adalah bahan-bahan organik yang ada di lahan. Bisa berasal dari pupuk kandang yang Anda suplai ke lahan.
Kemudian mikrobia yang hidup di lahan lah yang merubahnya menjadi makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Seiring dengan budidaya tanaman yang semakin intensif, petani sudah semestinya juga perlu untuk makin getol pula menyuplai bahan-bahan organik ke lahannya. Plus juga memastikan mikrobia-mikrobia yang dibutuhkan agar tetap hidup di lahannya.
Nah, setelah Anda tahu sekarang, maka jangan Anda mau tertipu oleh petani lain yang dengan bangganya menepuk dada karena dia bisa sama sekali tak pakai pupuk kandang tapi tanamannya bisa tumbuh dengan baik. Karena yang dia lakukan itu sebenarnya adalah sedang menguras bahan makanan yang ada di lahannya.
Maka sejak saat ini, rajin-rajinlah Anda menyuplai bahan makanan bagi tanaman Anda. Kita kembalikan ke lahan, apa yang diambil oleh tanaman dari lahan. Siklusnya kita jaga agar bisa tetap berkesinambungan.
Dan di saat yang sama, kita perlu pastikan pula mikrobia-mikrobia yang dibutuhkan, sebagaimana dijelaskan di atas, juga ada (hidup/tersedia) di lahan.
Di sisi inilah RedShield Hayati berusaha untuk mengambil perannya. Berusaha untuk turut memberikan kontribusi.
Pupuk kimia dan pestisida kimia yang selama ini digunakan, ternyata berdampak (baik langsung maupun tidak) pada berkurangnya populasi mikrobia yang dibutuhkan, dan malah meningkatnya populasi mikrobia yang tak dibutuhkan.
Maka di dalam RedShield Hayati, telah disertakan beberapa jenis mikrobia yang dibutuhkan. Baik untuk mengolah bahan-bahan organik menjadi makanan tanaman, maupun untuk mengolah racun-racun dan residu kimia (sisa pupuk dan pestisida kimia) yang sudah terlanjur menumpuk di lahan. Mengubahnya menjadi bentuk yang aman dan/atau malah bermanfaat bagi tanaman. [YWA]